Aku dan Tanteku

Free Bet Terbaru - Sebelum aku ceritakan kisah nyataku ini, lebih baik jika aku paparkan dulu hal hal yang bersangkutan dengan diriku. Namaku Monica, sudah berkeluarga tetapi belum mempunyai anak.  Suamiku, Mas Dody bekerja sebagai seorang supervisor di sebuah perusahaan ternama. yang tugasnya sering keliling kota ke kota hampir di seluruh indonesia dan luar negri, sehingga kami hanya bisa bertemu sebulan dua kali. Aku sendiri berkerja di Bank BCA, sebagai kasir besar di salah satu kantor Cabang.


Postur tubuhku memang bisa di katakan "segar", walaupun aku kurang suka kalau disebut "overweight". Dengan tinggi badan 163 cm dan berat badan 50, aku memang terkesan langsing, apalagi ditunjang dengan ukuran payudaraku yang 34A, aku jadi tampak lebih dari pada rata ratan wanita di kantorku. aku di anugerahi kulit yang putih dengan permukaan yang mulus, maklum saja papa dan mamaku semuanya asli Manado. aku selalu berusaha tampil menarik dan sexy. Dan ternyata usahaku ini tida sia-sia, tidak hanya pria, tetapi para teman wanita yang ada di kantorku berkomentar bahwa aku sangat sexy.


Kisah nyata yang aku alami ini bermula ketika ada seorang keponakan suamiku yang menumpang menginap beberapa hari di rumah kami untuk keperluan mengikuti test masuk perguruan tinggi di bawah departemen keuangan. Sebut saja keponakan itu bernama Handy, lulusan SMA Jurusan IPS pada tahun 2012, nganggur setahun kemudian atas saran suamiku ikut test perguruan tinggi departemen keuangan  pada awal akademik 2013-2014 ini.

Free Bet Terbaru Handy punya postur tubuh yang cukup atletis, aku taksir punya tinggi 175 cm dengan tampilan dada yanag bidang, berkulit kuning langsaat bersih. tampil sopan tetapi ramah dan memang murah senyum. Handy datang di rumah pada hari kamis sore, bersamaan dengan aku pulang dari kantor. Hari itu Mas Dody sedang tidak ada tugas, sehingga dapat menemui Handy yang datang dari desa Rencananya Handy akan tinggal di rumah sampai hari selasa, karena test dilaksanakan pada hari senin dan selasa

Jumat pagi Mas Dody berangkat tugas ke luar kota, bahkan ke luar pulau diantar oleh kendaraan kantor menuju bandara. Sementara seperti biasa jumat pagi aku selalu libur, dan seperti biasa pula selalu aku gunakan untuk mengatur rumah. Walaupun ada Bi Nani pembantuku, aku setiap Jumat aku sempatkan memasak sendiri, apalagi kalau Mas Dody sedang ada dirumah, selain karena aku punya kebiasaan menangani pekerjaan rumah sendiri, juga karena Bi Nani dan Bang Dede (mereka suami istri ikut keluarga kami, Bang Dede sebagai sopir pribadiku) minta ijin pulang kampung karena salah seorang pamannya meninggal dunia. Jadi Jumat pagi itu, aku hanya berdua bersama Handy.

Aku punya kebiasaan tampil dengan pakaian formal, sekalipun sedang libur di rumah - pakai blouse tipis dan rok span agak mini di atas lutut. Mungkin karena penampilan itu pula, peristiwa dengan keponakanku ini bisa terjadi. Rupanya Handy tertarik bahkan terangsang dengan penampilan pagi itu. Ini terbukti ketika sesuai sarapan bersama, kami duduk saling berhadapan di sofa ruang tengah. Tak henti-hentinya Handy menatap sekitar dadaku yang terbungkus dengan blouse putih tipis dan di dalamnya aku pakai bra berenda-renda berwaarna kuning keemasan. Ada perasaan aneh ketika aku tetap membiarkan Handy menikmati dadaku dengan pandangannya, aku seperti punya hasrat untuk menggoda Handy agar tetap melihat dan bahkan menggodanya lebih jauh lagi. Aku berpura-pura tidak sengaja menggerakan blouse yang kupakai sedemikian rupa sehingga ada beberapa celah di antara kancing blouse itu yang membuka sehingga Handy dapat melihat yang ada di dalamnya. Aku lihat Handy mencuri-cuir pandang melihat bra keemasanku yang memang warna dan berbentuknya sangat menggoda. Kemudian Handy mengambil sebuah majalah dari atas meja, mungkin untuk menahan gejolak nafsunya dia akan membaca majalah itu.

"kamu mulai test hari senin ya?"tanyaku memecah keheningan
"Ya tante,"jawab-nya pendek"
"Tempat testmu dimana?"
"Di kampus C Unair, tante"
"Oh, nggak jauh dengan rumah kami yang berada di Wisma Permai, bahkan hanya perlu jalan kaki saja.
"Sudah lihat ruang tempat testnya?"
"Sudah tante, kemarin sore sebelum kemari bareng teman-teman yang se SMA kami kesana"
"Kalau begitu hari ini kamu bisa istirahat atau belajar saja, biar persiapanmu lebih bagus. Di ruang baca banyak buku-buku yang sesuai dengan bidang yang akan diujikan padamu. "jelasku pada Handy.
"Terima kasih tante, saya juga sudah bawa buku kok". Jawab Handy sambil padangannya tak henti-hentinya menatar ke arah sepasang kakiku yang kupakai duduk bersilang, sehingga hampir separuh paha putih mulusku terpampang dengan jelas.

Aku ingin mengetahui reaksi Handy, dengan sengaja secara pelan-pelan kakiku kutukar bersilangnya, yang tadinya kaki kanan berada di atas kaki kiri, kini kutukar kaki kiri di atas kaki kanan. Ternyata reaksinya cukup jelas, mata Handy terbelalak beberapa saat, aku yakin saat itu dari celah rok miniku itu, Handy dapat melihat CD yang sedang kupakai. Saat itu aku memakai CD pasangan dari bra yang sedang aku pakai, yaitu CD berenda-renda berwarna kuning keemasan, hanya ada pada bagian yang menutupi liang vaginaku saja yang
terbuat dari selembar katun. Wajar saja kalau Handy terbelalak melihatnya, pasti dia bisa melihat bulu-bulu kemaluanku yang halus, jarang-jarang tapi tertata rapi di balik renda-renda tipis itu, pasti dia juga dapat melihat garis celah vaginaku yang tercetak di selembar katun tipis itu. Kulihat Handy menelan ludah kemudian menarik nafas agak panjang. sedangkan aku merasakan sensasi lain yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, dadaku berdesir, dan kurasakan ada penambahan tekanan darahku, ada juga rasa geli yang menyelimuti sekitar selangkanganku dan kurasakan ada kenikmatan di liang vaginaku, terasa basah disitu, aku yakin selembar katun penutup vaginaku itu pasti telah basah dan jadi lebih menerawang.

Aku mengambil koran dan pura-pura membacanya, dan sebagian lembar koran itu ada yang menutupi paha mulusku, aku lirik Handy terlihat wajahnya agak kecewa dengan tertutupnya pahaku itu. Kemudian dengan masih pura-pura membaca aku turunkan kakiku dari posisi bersilang, kedua kakiku sejajar dan lurus kearah pandangan Handy, tetapi masih tertutup koran. Perlahan-lahan korang yang kubaca ku angkat dan kulipat sehingga pahaku yang tadinya tertutup jadi terbuka. kulihat kembali dia terbelalak, pasti dia dapat menikmati pemandangan baru berupa celah di antara dua pahaku yang memang benar-benar lurus ke arah matanya. Pasti dia bisa kembali melihat bulu-bulu kemaluanku di balik renda-renda tipis keemasan itu, tapi lembar katun yang tepat menutupi liang vaginaku pasti tersembunyi di balik kedua pahaku yang saling menempel.

"Kamu bisa bantu tante, Handy?" tanyaku membuyarkan konsentrasinya.
"Bisa tante, e..e bantu apa tante?" tanyanya agak gugup.
"itu, lhol Lampu di kamar tante terlalu terang. Tante ingin ganti dengan yang warna agak redup. Tapi tantemu ini trauma dengan alat-alat listrik, karena perna kesetrum. Mari kita lihat di kamar tante !" ajakku.
Lagi-lagi Handy terbelalak, karena sebelum bangkit dari dudukku, aku sengaja membuka kedua belah pahaku agak lebar, sehingga garis celah vagina yang tercetak di selembar katun yang telah basah itu terlihat lagi,dan lagi-lagi Handy terbelalak, tetapi itu semua aku biarkan, karena dengan itu semua aku merasakan sensansi yang lebih.

Ketika sampai dikamar, aku tunjukan lampu yang akan di gantiinya, diatas meja kecil di samping ranjang sambil aku berikan bola lampu baru yang kuambil dari laci di meja itu. Sesuai menerima bola lampu Handy duduk di lantai dekat meja kecil itu, sementara aku sengajak duduk di ranjang yang posisi dan kuarah kan tpat di depan kepala Handy. Aku tahu pasti, kalau Handy mengganti lampu tidak konsentrasi karena selalu melihat paha dan selangkanganku yang tampak jelas di hadapannya, sehingga...


"BRAKK,....!"
Cap lampu tersenggol tangannya dan ada beberapa bagian yang terlepas dan melompat ke atas ranjang.
"Nggak apa-apa Han, Capnya memang lepasan gitu kok, bisa dipasang lagi" kataku menetralisir suasana.
"Biar nanti saya perbaiki" kata Handy dengan gugupnya.

Selesai memasang bola lampu pengganti, Handy mengumpulkan bagian-bagian cap yang tercecer di ranjang, ada lembar-lembar mika, dan ada beberapa baut. Sementara itu aku tetap duduk di ranjang dengan posisi kaki lurus dan memamerkan celah mulus di antara 2 pahaku serta sebagian CD-ku. Dengan hati-hati Handy mengangkat bagian-bagian yang dikumpulkan itu melewati atas pangkuanku. Entah karena apa, atau mungkin karena memang tegang, ada beberapa yang jatuh dari tangannya, dan ... ada satu baut seukuran jari kelingkingnya jatuhnya tepat di celah bagian kedua pahaku. karena  bentuknya yang bulat, maka setelah baut itu jatuh dicelah rok miniku terus menggelinding masuk ke dalam selangkanganku dan berhenti di depan CD-ku. Karena terbuat dari logam yang halus maka baut itu terasa dingin dan rasa itu membuat terkejut selangkanganku sampai-sampai secara reflek kuangkat dan kubua lebar kedua pahaku. Tanpa kusadari gerakanku itu membuat rok miniku semakin tersingkap dan sampai pangkal paha dan CD -ku yang merangsang itu terlihat jelas.

Aku diam sejenak, Handy meletakan bagian-bagian cap yang terlepas itu di lantai, sementara matanya tak berkedip memandangi CD-ku yang semakin jelas terpampang di hadapannya, kurang dari 1 meter di depan matanya.

"Kamu melihat apa Handy ?" tanyaku dengan nada gugup pula. Alangkah terkejutnya aku, ketika dengan tenangnya Handy menjawab pertanyaanku, "Handy mencari baut yang terjatuh, tante." Aku tercekat mendapatkan jawaban itu, tapi anehnya aku tak berusaha menutupi atau membenahi letak rok miniku. Dan memang baut yang jatuh tadi kini berada di balik bagian CD-ku yang cembung, tepat dibawaah liang vaginaku. "Tolong ambilkan tante, bautnya ada di dalam situ" pinta Handy sambil menunjuk tempat baut yang terjatuh. Aku tetap terdiam, ada sensasi lebih yang menyelimuti selangkanganku yang sedang dilihat oleh keponakan suamiku itu.

"kok tante diam saja ? apa boleh Handy yang mengambilnya, tante ?" pertanyaan yang diucapkan lirih tetapi bagaikan petir yang menyambar naluriku, sampai-sampai aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku terpaku diam. Aku tidak bergerak semilipun dari dudukku yang menantang ini.

"Dasar baut yang pintar, melompat ajah milih tempat yang asyik" kata Handy sambil tiba-tiba tangannya mengambil baut di bawah gundukan vaginaku, tentu saja selembar kain katun yanag menutupi liang vaginaku itu ikut tersenggol punggung tangan Handy.
"Ahhh...." tanpa aku sadari aku mendesah terkena usapan bagian paling sensitifku.
"Yang ini kok basah, tante?" kini jemari tangan Handy mulai meraba lembar katun tipis penutup liang vaginaku.
"Aaaaaaahhhhhhhhh......" aku mendesah lagi. Kemudian aku tidak kuat lagi duduk, kuhempaskan tubuhku terlentang di ranjang. Dengan posisiku yang terlentang di ranjang, sementara kakiku yang panjang yang memakai sandal bertumit tinggi menapak di lantai kamar., maka hal itu merupakan pemandangan yang semakin menggairahkan bagi Handy. Di tambah rok miniku yang semakin tesikap, menambah penampilanku menjadi semakin merangsang nafsu Handy.


Jemari Handy kemudian tidak hanya meraba tetapi menekan dan meremas gundukan vaginaku yang telah basah.Reaksiku atas tindakan tersebut yaitu payudaraku aku remas-remas sendiri, sampai beberapa kancing blouse-ku lepas dari lubang kaitnya. Mataku terpejam, sementara itu kedua pahaku menjepit semakin kuat tangan kanan Handy  yang sedang meremasi vaginaku; semakin aku jepit, semakin kuat tangan Handy meremasgundukan vaginaku, hingga suatu saat remasan itu mengakibatkan klitorisku terpelintir.
"Aaaaaaaaahhhhhhhhh .......!" sampai aku berteriak tak kuasa menahan rasa.
"Handy aku gak tahan, terus remasss yaaa!" celotehku didalam desah nafasku yang semakin tersengal-sengal.
Handy semakin  kuat menekan klitorisku dari luar CD tipisku hingga aku berkelejotan dibuatnya, tangan kananku masih terus meremas payudaraku sendiri, sementara yang kiri meremas sprei; kepalaku menoleh ke kanan dan ke kiri. Dan ketika tangan Handy meremas dengan kuat tepat di klitorisku, dan kedua pahaku ikut menambah tekanan dengan menjepitnya. Maka terasa ilang vaginaku menyemburkan lendirnya pertanda aku orgasme.
"Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh..... Handy aku keluaaaaaaaaaaaaaaaarrrr!" seperti biasanya kalau aku orgasme selalu sambil teriak.
kemudian seluruh tubuhku terasa melemah, sesaat setelah itu baru aku merasakan dan menyadari bahwa seluruh tubuhku bersimbah keringat. Blouseku yang tipis basah kuyup oleh kerinagt, sementar CD-ku basah kuyup dengan keringat dan lendir. Aku pejamkan mata merasakan dan menikmati sia-sisa orgasmeku. Kemudian terasa Handy membuka blouse itu lewat tanganku. setelah blouseku terlepas, braku yang tipis berenda itu terlihat jelas di hadapan Handy. Karena itu pula Handy lalu menjilati permukaan dadaku, baik yang tertutup bra maupun yang tidak tertutup bra. Bra yang tipis basah itu tak mampu menyembunyikan posisi punting payudaraku. Lidah Handy lalu dengan gesitnya menjilati punting itu.

Gejolakku kembali naik, aku tak bisa menahan rintihan dan celotehan serta jeritan, kata-kataku semkain ngawur.
"Ohhh....Ahhhh.....Terus enaakkk " Kini Handy tidak hanya menjilat, tetapi menghisap kuat-kuatn puntingku dari luar bra yang tipis itu bergantian kiri dan kanan. Tangan kananku tak sadar meremas-remas kepala Handy, sementara yang kiri meremas-remas vaginaku yang sudah dilepaskan Handy. ketika birahiku terasa merambat ke puncak, Handy malah menghentikan hisapannya di puntingku, kini dia pindah menyusuri perutku yang rata itu, dan dengan cepat menjilati permukaan katun penutup liang vaginaku. Aku menggelinjang hebat  dan ada rasaa akan orgasme tetapi sepertinya rasa itu akan segera sampai. Aku terus berteriak-teriak, minta segera Handy menuntaskan gairahku.

Tetapi Handy malah melepaskan. Handy bangkit dan kemudian mengangkat kakiku yang menapak di lantai dan segera menjilati dari ujung jari-jariku sampai kembali menyentuh katun penutup vaginaku. Aku kembali menggelinjang hebat. Handy naik merayap menindihi tubuhku, tangannya dengan cepat menarik tali CD ku yang ada di samping kiri dan kanan dan menariknya. Ketika seluruh tubuhku tertindih kurasakan ternyata celana Handy sudah lepas, rupanya ketika aku menggelinjang di jilati mulai kaki sampa keliang vaginaku tadi Handy sambil melepaskan celananya. Dan terasa pula batang kontolnya amat besar. lebih besar dari miliknya mas Dody.

Kemudian tanganku meraba kearah kontolnya Handy yang mulai di tekankan di depan bibir Vaginaku
"Handy, kontol kamu besar sekali, Han tolong hentikan, jangan kau masukkan" pintaku di tengah dengus nafasku.

Tapi runya Handy sudah terbuai dengan nafsu birahinya. Ditekannya kontol itu dengan tekanan yang semakin lamasemakin ditekan. Tetapi rupanya vaginaku yang hanya terbiasa dengan kontol Mas Dody yang kecil gak bisa menerimanya. Sakit sekali rasanya dan sesak sekali.
Sejenak Handy mengurangi tekanan pada batang kontolnya, ternyata tidak dilepaskan, melainkan justru handy mencari ancang-ancang dan kemudian..... ditekanlah pinggulnya dnegan kuat sehingga batang kontolnya menerobos paksa ilang vaginaku yang masih sempit.
"Aduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhh sakiiiiiiitttt" aku berteriak sejadi-jadinya. bersamaan dengan itu Handy kemudian dengan kasarnya memompakan kontolnya kedalam vaginaku, rasa perih mempelajari selangkanganku. Sesaat setelah itu terasa Handy mengalami ejakulasi, banyak sekali sperma yang mengaliri vaginaku.
Segera setelah itu Handy dengan kasar melepaskan kontolnya dari vaginaku. banyak sperma yang berceceran bersama lepasnya kontol itu. ketika Handy telah bangkit meninggalkanku, kulihat selangkanganku, aku terbelalak mendapati kenyataan. Aku seperti diperawani lagi, bahkan kali ini darah yang keluar melebihi ketika pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan Mas Dody.

Aku terlantang merasakan sakit yang luar biasa di selangkanganku, sementara Handy beridiri sambil membersihkan batang kontolnya dengan CD-ku yang ada di lantai. CD itu kemudian berwarna merah darah, darah dari vaginaku. Aku menangis, bingung merasakan kejadian ini.

"Kamu kejam Handy, kamu telah membuat tantemu ini kesakitan," ucapkan di sela tangis lirihku.
"Jangan salahkan saya begitu saja, tante, tante juga salah karena telah menggoda ku sejak kedatangan di rumah ini, tante dengan sengaja menggodaku dengan memamerkan keseksian tante." kata Handy beralasan.

Itulah kejadian yang menimpaku. Semoga cerita ini bisa menjadi peringatan berharga bagi setiap wanita.



Previous
Next Post »