Kesialan Wartawati di Tempat Prostitusi (Part 1)

Free Bet Terbaru - Sunggu beruntung nasib Servia, Servia baru saja di terima bekerja di salah satu media cetak ternama di Jakarta. Namun banyak orang-orang yang heran dengan kuputusannya untuk bekerja sebagai wartawati, yah Servia bisa terbilang wanita yang sangat cantik, ia mempunyai lekuk tubuh yang sangat indah dan mempunyai payudara yang sangat bulat, yang membuat semua orang yang melihatnya pasti akan terpana dengan pemandangan itu. Bisa di bilang Servia lebih cocok untuk menjadi model dari pada seorang wartawati.



Namun keberuntungan Servia untuk bisa menjadi wartawati tidak bertahan lama. Baru beberapa hari bekerja, kesialan menimpa dirinya. Kesialan itu terjadi tepatnya pada hari kamis, satu hari menjelang deadline, Servia harus membuat laporang tentang kegiatan prostitusi terbesar di Jakarta.


Seperti biasa, Servia selalu mengerjakan laporannya itu seorang diri. Padahal jika ia meminta rekan kerjanya untuk menemani dirinya, mungkin tidak ada seorang pun yang menolak. Namun sudah kebiasaan bagi Servia untuk bekerja sendiri. Servia pun langsung menuju tempat prostitusi di daerah Jakarta. Sampainya di tempat tujuan, Servia pun langsung memasuki sebuah komplek prostitusi untuk mendapatan berita yang dia inginkan.

Servia sebelumnya sudah mengontak salah satu pemilik warung minum di komplek tersebut, untuk menemani dan juga sekaligus melindunginya dalam mencari berita. Kedatangan Servia ke komplek tersebut sontak membuat para lelaki hidung belang menggodanya. Syukur bagi Servia karena ia ditemani sang pemilik warung yang asal usulnya adalah seorang mantan preman. Hingga bisa dikatakan liputan Servia pada saat iu berjalan dengan lancar.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 1 malam, akhirnya Servia pun berhasil menyelesaikan liputannya tersebut. Servia pun beristirahat sejenak di warung pak bowo, yah dialah sang pemilik warung yang dari awal menemani Servia untuk mencari berita. Sambil memesan teh hangat, Servia pun kembali mengecek kembali hasil liputannya hari ini.

Melihat hasilnya yang cukup memuaskan, Servia pun lega, hanya tinggal mengetik ulang hasil liputannya dan langsung di serahkan kepada atasannya. Namun Servia yang sedang asik melihat rekaman liputannya, tidak menyadari bahwa sudah ada beberapa orang lelaki yang masuk kedalam warung tersebut. Dari melihat perawakannya, sudah jelas mereka adalah preman di wilayah tersebut.

"Ehh siapa nih...?" suara dari salah satu preman tersebut. Servia pun menjadi pusat perhatian dari para preman tersebut.

"Ohh...ternyata mbak wartaman tadi, gemana mbak udah puas rekamnya..?". lanjut sang preman sambil tertawa. Servia hanya mengangguk dan tersenyum sopan, namun nada suara dari preman tersebut membuat Servia merasa tidak nyaman.

Apalagi ditambah 3 dari 4 preman tersebut berdiri tepat dibelakang Servia, seakan akan menyergap Servia. Merasa kurang nyaman dengan keadan tersebut, Servia pun bangkit, namun sialnya gerakan Servia kurang cepat sehingga preman-preman tersebut dengan sangat cepat menyergap Servia.

Servia pun terdorang ke sisi kanan warung, tangan para preman tersebut dengan sangat kuat memegang tangan Servia dan mulai meraba-raba tubuh Servia.

"Tolong.....Tolong....Tolong....Pak Bowo....". teriak Servia berharap pak Bowo mendengar suaranya tersebut. Tak lama pak Bowo pun keluar, Servia pun sedikit lega. karena para preman tersebut mengetikan ulah tangannya di tubuh Servia.

"Pak....Tolong saya pak...mereka berbuat kurang ajar terhadap saya..". ungkap Servia yang sangat terlihat ketakutan.

"Ada apa mbak Ser..?". tanya pak Bowo.
"itu pak, mereka berbuat tidak sopan terhadap saya.."ucap Servia.
"Lalu..?". tanya pak Bowo santai.
"Tolong saya pak...suruh mereka jangan menggangu saya..." minta Servia yang mulai terlihat pucat.

Namun Servia mulai heran dengan tatapan mata pak Bowo yang seakan-akan membiarkan kejadian tersebut.

"Waduh mbak....mereka preman disini, dan mereka berlima sedangkan saya hanya sendiri..." sahut pak Bowo, dan benar dugaan Srvia, terlihat pak Bowo mengangap santai dengan apa yang terjadi pada dirinya. Servia pun mulai sangat ketakutan berpikir bahwa pak Bowo juga pada pihak preman-preman tersebut.

"Udah bawa ke kamar belakang aja buru...". tegas pak Bowo, dengan segera para preman tersebut membawa Servia kekamar tepat di belakang warung pak Bowo. Servia langusung di dorong masuk ke dalam kamar yang terlihat sangat kotor dan dengan lampu yang remang-remang.

"Tolong jangan apa-apakan saya...". mohon Servia yang mulai meteskan air matanya.
"Dasar wanita bodoh...berani-beraninya datang ke mari sendirian..." Tertawa lepas dari para preman dan satu dari preman tersebut memerintakah teman-temannya untuk segera menikmati tubuh indah Servia.

Servia didorong dengan sangat kuat hingga terlepar di sebuah tempat tidur, sedangkan yang lain mulai melapas celana ketat yang di pakai Servia, sedikit sulit karena Servia yang masih berusaha mempertahankan dirinya. Namun Servia pun kalah kuat dengan para preman tersebut yang berbadan besar. Satu per satu kancing kemeja yang di pakai Servia di lepas oleh para preman tersebut.



Sehingga kini paha putih dan mulus Servia terlihat jelas, bahkan dada bulat Servia juga tak habis-habisnya di pandangi oleh para preman tersebut. Tak puas hanya memandangi tubuh Servia yang masih berbalut BH dan Celana Dalam, salah satu preman tersebut membuka laci dan mengambil sebuah gunting. Servia terlihat pucat dan tak tahu apa yang akan di lakukan para preman tersebut kepada dirinya.

Preman tersebut mendekati Servia, lalu mendekatkan gunting yang di ambilnya ke arah Servia. Servia hanya memejamkan mata dan berharap mereka tidak berbuat macam-macam kepada dirinya. Namun Preman itu hanya menggunting BH dan CD Servia, hingga kini Servia benar-benar bugil bersama 5 preman tersebut.

Udara malam yang sangat dingin, membuat Servia merasa kedinginan di sekujur tubuhnya dan membuat puting susu terlihat mulai mengeras. Servia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang menimpanya saat ini.

"Belum di apa-apain udah keras aja nih..." Sahut salah satu preman tersebut sambil memainkan puting susu Servia dengan kasar. Servia hanya memejamkan matanya. Namun preman yang tadi hanya memainkan puting susu Servia, kini mulai ganas meremas-remas buah dada Servia.



"Lu bikin panas dulu nih cewe, wo..." perintah stanley yang dari tadi asik memainkan dan memeras buah dada Servia.

"Wah, Thanks nih boss," sambut Jarwo dengan bersemangatnya langsung membuka semua pakaiannya dan mulai memainkan vagina Servia dengan jarinya.

"Tolong...jangan.." mohon Servia sambil menangis, namun Jarwo tak memperdulikannya, mala ia semakin ganas memainkan vagina Servia. Mendapatkan penyiksaan tersebut tak membuat Servia teransang, namun sebaliknya Servia merasa kesakitan karena vaginanya masih kering.



"hei, coba bawa air segayung kemari, sekalian bawain kamera gw di atas lemari.." Stanley pun menyuruh anak buahnya untuk mengambilkan barang yang dimintanya.

"Gemana Wo?" tanya stanley kepada Jarwo.
"Masih sempit nih boss, kayanya malam ini kita dapat perawan..." jawab Jarwo
"Yang benar wo..? ucap Stanley, belum sempat mendengar jawaban dari Jarwo. Stanley langsung menghampiri Servia.
"Heii, lu masih perawan?" tanya stanley. Servia hanya mengangguk pelan sambil menangis.

Stanley dengan cepat mengambil sebuah tali lalu diikatkan lah tangan Servia dari belakang,

"Cepat berlutut di lantai....cepatan !!". bentak Stanley, belum sempat berpikir apa yang akan di lakukan para preman tersebut. Servia terkaget dengan benda keras yang menempel di pipi mulusnya. ternyata kemaluan stanley yang sudah menegang keras. Tak menunggu lama, Stanley mulai memaksa Servia untuk memasukan kemaluannya ke mulutnya. Penis stanley yang sangat besar membuat mulut Servia tak mampu melumat semua masuk kedalam mulutnya, namun Stanley memaksa memasukan semua penisnya kedalam mulut Servia, yang membuat Servia tersedak dan sulit bernafas. Sesekali Stanley juga mendorong-dorong kepala Servia dan beberapa saat menahannya, sembaring menikmati mulut mungil Servia.



Puas memasukan penisnya ke mulut Servia, Stanley menarik penisnya tersebut. Servia pun terlihat lega, ia berbatuk sambil mengatur nafasnya. Belum sempat beristirahat, Servia sudah merasakan tangan para preman tersebut sedang menjamah dan memainkan buah dadanya. Tak sadar bahwa para preman tersebut juga sudah telanjang bulat. Ikatan ditangan Servia pun sudah terlepas, lalu tiba-tiba tubuh Servia diangkat lalu dihempaskan kembali ke kasur.

Dengan cepat Stanley juga sudah menindih Servia, dan dengan ganasnya Stanley melumat buah dada Servia, belum sempat berteriak, Jarwo dengan sigap membungkam mulut Servia dengan mulutnya dengan sangat ganas Jarwo pun melumat bibir Servia.

Servia hanya memejamkan matanya dan menagis tersenduh, saat tiba-tiba Stanley sudah memasukan penisnya ke dalam vagina Servia. Dengan tenaga yang tersisa Servia mencoba memberontak namun semakin ia berontak, semakin brutal dan kasar juga Stanley memompa vaginanya. Stanley terus memompa vagina Servia dengan sangat cepat dan para preman-preman yang berada disana hanya memberi semangat kepada bos mereka itu.

Cukup lama Stanley memompa vagina Servia, akhirnya Servia pun mulai merasakan penis Stanley yang berdenyut, dan merasakan ada cairan yang hangat membasahi dinding rahimnya. Ternyata Stalnley sudah mengeluarkan spermanya di dalam. Stanley langsung menarik penisnya sambil tertawa puas.


Servia sedikit lega, namun sialnya dia lupa bahwa di dalam kamar tersebut masih ada 4 preman lagi yang sudah tidak sabar menikmati tubuh mulus Servia. Belum sempat mengatur nafasnya, tiba-tiba Servia kembali merasakan ada yang menindih badannya lagi, setelah dilihat ternyata pak Bowo lah yang sudah berada di atas tubuhnya.

Tak menunggu lama, pak Bowo langsung mengarahkan penisnya kedalam vagina Servia, dengan sekali sentak penis pak Bowo yang terlihat lebih sedikit besar di banding penis stanley, sudah masuk seluruhnya kedalam vagina Servia.

Namun Servia masih merasakan sakit di vaginanya, karena memang penis pak Bowo lebih besar dibanding penis Stanley. Merasakan sakit yang luar biasa, Servia pun berucap "Akhhhhhhhhhhhhhh...........Bang.....Sat.....kalian semua....!!". Usaha Servia terlihat sia-sia, karena dengan cepat, Yoga membungkam mulut Servia dengan penisnya.

Kini dengan vagina yang masih di pompa pak Bowo, Servia juga harus melayani nafsu Yoga dengan mengulum penisnya. Tidak lama berselang, Servia kembali merasakan cairan hangat membasahi dinding kemaluannya, yah...sama dengan Stanley, pak bowo juga mengeluarkan spermanya di dalam vagina Servia. lagi dan lagi belum sempat merasa lega karena penis pak Bowo yang sudah dicabut. Servia sudah di paksa Yoga untuk menelan seluruh penisnya. Ternyata yoga sudah pada puncak kenikmatannya, ia pun langsung mengeluarkan spermanya kedalam mulut Servia dan memaksa Servia untuk menelan semua spermanya.


Siksaaan Servia belum berhenti, kini Servia dipaksa Toni untuk duduk di atas, sedangkan Toni kini berbaring sambil memegangi buah dada Servia. Tak berhenti sampai disana, Jarwo kini tepat berada di belakang tubuh Servia, rupanya Jarwo ingin merasakan lubang anus Servia. Servia pun berontak sekuat tenaga.

"Ahhhhhhhh......Jangan disana please,,,,,,,sakit jangan...." minta Servia kepada Jarwo, namun Jarwo tidak menghiraukan Servia dan memaksa memasukan penisnya kedalan lobang anus Servia. Dengan memaksa, akhirnya penis Jarwo sudah masuk kedalam lobang anus Servia, sedangkan Toni asik mengenjot vagina Servia dari bawah.

Servia hanya bisa menangis menahan siksaan yang didapatnya itu. Setelah cukup lama menahan rasa sakit, kembali Servia merasakan rasa hangat di vaginanya, ternyata Toni juga sudah mengeluarkan spermanya kedalam vaginanya, masih hangat terasa cairan hangat di dalam vaginanya, Servia kembali merasakan rasa hangat di dalam lobang anusnya. Yah....Jarwo juga sudah mengeluarkan spermanya didalam lobang anus Servia.


Toni dan Jarwo yang sudah puas menikmati tubuh Servia pun langsung mencabut penis mereka lalu meninggalkan Servia sendirian didalam kamar. Servia pun berbaring lemas di atas kasur sambil merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa di tubuhnya.

Servia berharap semua ini hanya mimpi, dan berharap semua ini berakhir sampai disini. Akirnya Servia pun pingsan di dalam kamar tersebut......


Nantikan Kesialan Wartawati di Tempat Prostitusi (Part 2)





Previous
Next Post »